Kembali Menjadi "Kuno" (1)

6 Januari 2013 0 comments


Jadi begini, ini tentang isu perkotaan, ah, mungkin lebih tepatnya lingkungan, sepertinya pada tulisan kali ini kita akan membahas global warming terlebih dulu. 

www.ecologismo.com.
Dewasa ini orang-orang selalu mengkampanyekan tentang segala sesuatu yang ramah lingkungan, biasanya hal-hal yang ramah lingkungan ini di beri label “green”. Mulai dari green infrastructure, green building, green rooftop, green technologies, sampai green economic. Memangnya ada apa dengan lingkungan kita? Apa yang salah dengan bumi kita ini?



Adalah revolusi industri, yang terjadi pada abad 17 -18, ternyata menjadi awal mula penyebab eksploitasi sumber daya alam secara gila-gilaan, namun tidak bisa ditampik bahwa revolusi industri yang diawali di belahan benua eropa sana akhirnya pula membawa perubahan yang begitu pesat pada peradaban umat manusia, peradaban yang jauh meninggalkan “ke-purba-an” dari segi teknologi. Singkat saja, jadi apa dampaknya revolusi industri terhadap penciptaan julukan global warming?

Revolusi industri merupakan perubahan cara dalam melakukan proses produksi dari yang awalnya menggunakan tanaga manusia (pekerja) menjadi tenaga mesin (teknologi) untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan dalam penggunaan mesin sebagai alat ganti pekerja dalam memproduksi barang memerlukan bahan bakar minyak yang notabenenya merupakan bahan bakar yang diperoleh dari hasil pelapukan fosil. Sama seperti metabolism tubuh yang memerlukan oksidasi, mesin pun memerlukan bahan bakar minyak untuk proses pembakaran yang digunakan sebagai penggerak rotor didalamnya, akibatnya adalah gas buang yang seenaknya dilempar ke atmosfir bumi. Dari sinilah kemudian muncul lagi istilah baru yang sama-sama membingungkan, efek rumah kaca.


www.greenscroll.org
Jadi apakah karena banyak bangunan tinggi yang penuh dengan kaca, sehingga kita bisa menyebutkan dengan efek rumah kaca? Sepertinya bukan. Efek rumah kaca adalah ketika sinar matahari yang masuk ke bumi sebagian diserap bumi, dan sebagian lagi dipantulkam lagi keluar bumi, namun dengan adanya gas buang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil tadi (co2, metana, nitrogen, dll) dan melayang di atmosfer bumi, akhirnya sebagian sinar-sinar yang membawa panas dan seharusnya dibuang keluar bumi, terpantulkan kembali akibat gas-gas tersebut, sehingga akhirnya sinar tersebut kembali lagi kebumi, tertahan dibawah lapisan atmosfir, dan siklus tersebut terus berulang. Hal itulah yang menyebabkan suhu bumi semakin terasa panas, yang akhirnya sampai pada isu mencairnya es di kutub bumi, yang katanya merupakan es abadi itu.

Dampak yang paling mencemaskan adalah kemungkinan meningkatnya suhu bumi 3-5 derajat Celsius pada tahun 2100, dimana tidak semua makhluk hidup di bumi bisa mentolelir dirinya untuk merubah ketahanan tubuhnya mengikuti perubahan suhu yang terjadi, akibatnya apalagi selain kepunahan?

bersambung

0 comments:

Posting Komentar