Semuanya sepakat bahwa tidak ada yang abadi di dunia yang
juga tidak abadi. Ini tentang perpisahan.
Teman bermain atau teman belajar, entah julukan mana yang
paling pantas, tapi saya lebih suka dengan yang pertama. Seperti biasa, semuanya
masih asing di awal perkenalan dengan sekumpulan orang yang akan terbiasa kita
temui di setiap kali waktu kita menimba ilmu, namun sang waktu memainkan
perannya dengan baik, sekumpulan orang yang saling asing itu akhirnya bisa juga
melebur jadi padu antara satu dengan yang lainnya.
Kita mungkin sudah terlalu lama nyaman berinteraksi sosial
dengan orang yang biasa kita sebut dengan teman, entah untuk sekedar bercerita,
berbagi tawa, bertukar mimpi, mengerjakan tugas-tugas gila, menemani melihat
sudut kota, bertamasya atau bahkan untuk sama-sama meredam duka. Mereka adalah
keluarga kedua kita di tengah sepinya perantauan.
Namun mungkin ada pula yang kita lupa, apa yang kita rasakan
tidak akan selamanya. Disaat semuanya begitu dekat lalu intensitasnya berkurang
dan terbatas malah semakin hilang, itulah yang saya sebut dengan fase janggal,
fase yang terasa aneh ditengah kebiasaan yang melingkar disekitar kita.
Disetiap pertemuan akan selalu pula ada perpisahan,
sedangkan perpisahan ada, agar kita mengerti bahwa ada proses berharga
didalamnya yang tidak bisa tergantikan, dan diantara keduanya ada hikmah yang bisa di
pelajari. Maka sudahkah kita mengambil pelajaran?
0 comments:
Posting Komentar