Jangan mau kalah.

1 Januari 2013 0 comments


Seburuk-buruk dan terkutuknya syetan, masih ada sisi lain yang bisa kita ambil pelajaran darinya. Yaitu tentang konsistensi dengan “janji menjadi sesat” pada Tuhannya.

Janji untuk sesatkan anak cucu Adam, yang terpaten dalam kitab Suci-Nya. Menyesatkan manusia hingga tibanya hari kiamat, memangnya bukan perkara yang melelahkan?

Dari sana, setidaknya kita bisa belajar, tentang sebuah konsistensi untuk tidak lekas berputus asa, menjadi cerdas, pintar, dan menjaga harga diri dihadapan-Nya dan sebagai makhluk-Nya.

Kala janji yang kita buat, malah kita ingkari sendiri, bukan lagi “apa kata dunia”, tapi “apa kata Tuhan?”

Dan sedangkan syetan, sesatkan manusia adalah demi kemuliaan dan kesucian Tuhannya.

Mengutuknya, adalah titah kitab Tuhan, tentunya merupakan sebuah kewajiban. Tapi sungguh dari apa yang Tuhan ciptakan selalu ada pelajaran didalamnya, meskipun dari makhluk yang paling dikutuk di alam raya, syetan.



Sebuah postingan lama, yang lupa dipublikasikan. Inspirasi dari:
Efha, Aang. 2011. Akulah Setan, Anda Siapa? Pledoi Setan atas Kesesatannya. Yogyakarta. Pustaka Pesantren
Djibran, Fahd. 2011. Yang Galau Yang Meracau. Curhat (Tuan) Setan. Jakarta. Kurniaesa Publishing

0 comments:

Posting Komentar