Peradaban itu, bernama Kompor.

26 September 2012 0 comments


Udah setahun lebih tinggal di kontrakan Blok F5C ini, banyak juga hal-hal absurd yang terjadi didalamnya mulai dari maen bola di ruang tengah, buka pintu kamer pake tang, ada jamur kuping tumbuh di pintu WC, kekeringan air minum sampe berminggu-minggu, sampe bikin mie instant (mie rebus/goreng dan bukan pop mie) yang Cuma disiram pake aer dari dispenser. 

Bersama dengan 2 orang senasip sepenanggungan dan 1 orang senasip beda penanggungan, bisa juga hidup dalam satu atap. Kenapa bisa ada 1 orang yang senasip tapi beda penanggungan? Karena yang satu orang itu tidak pernah merasakan bagaimana “indahnya” menjadi mahasiswa teknik. Oke, baiklah, kenyataannya “indah” itu terbalik dengan yang dibayangkan. Dia jurusan psikologi

Sebuah Pemikiran (4)

(baca Sebuah Pemikiran (3))

Meminjam bait lagu Dewa 19, hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti adalah benar adanya. Hidup merupakan perjuangan dalam bentuk apa saja,  namun jika dikaitkan dengan khidupan beragama, perjuangan menyebarkan dan menegakkan panji-panji agama lebih sering dipahami sebagai perjuangan dalam bentuk peperangan dengan umat kafir. Berbeda dengan masa lalu, maka berbeda pula dengan hari ini. Konsepsi peperangan dalam menyebarkan dan menegakkan panji agama (Islam) hari ini bukan lagi tentang peperangan secara fisik dengan angkat senjata dan turun ke medan laga.

Sebuah Pemikiran (3)

(baca Sebuah Pemikiran (2))

Kemudahan dan berkembangnya teknologi secara pesat tampa diimbangi difusi agama didalamnya belakangan malah membuat umat terlalu terlena dengan dunia. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi membuat umat malas dan berfikir menjadi serba instan, hal ini sebenarnya salah satu yang menjadi dasar munculnya atheisme. Tuhan dianggap sudah hilang, mati, tidak lagi eksis dalam kehidupan manusia dikarenakan manusia sudah amat bergantung dengan teknologi, sedangkan teknologi memberikan apapun yang mereka mau. Kemudahan berkendara, kemudahan komunikasi, kemudahan dalam berperang, merupakan beberapa contohnya.

Sebuah Pemikiran (2)


(baca Sebuah Pemikiran (1))

Perluasan-perluasan kekuasaan dan kejayaan Islam tidak hanya berhenti di Konstantinopel, penaklukan juga sampai ke Serbia hingga ke tepi sungai Danube yang berbatasan dengan Hungaria. Namun seperti yang dikatakan sebelumnya, sejarah kembali terulang, baik pada masa kejayaannya, juga pada masa kemundurannya. Dengan sifat manusia yang mudah berbangga, dan juga terkikisnya nilai-nilai ke-Islaman mengakibatkan kejayaan yang dibangun mulai mundur secara perlahan namun penuh kepastian. Perluasan dan penaklukan-penalukan wilayah-wilayah yang belum terjamah oleh kaum muslimin bukan lagi berdasarkan agama, apalagi  Allah, namun pada kebanggaan nasionalis dan egoisme, sehingga yang dihasilkan bukanlah bentuk kedamaian namun kebencian. Adalah Kara Mustafa Pasha yang memimpin ekspedisi penaklukan Wina, tetapi karena sedikit saja noda kesombongan itu hinggap, maka rusaklah semua yang diharapkan. Pasukan muslim yang dipimpin Kara Mustafa Pasha dipukul mundur sampai akhirnya dikepung  oleh pasukan lawan di daerah Kahlenberg.  

Sebuah Pemikiran (1)

25 September 2012 | 21.00 WIB | Yogyakarta.

Diskusi mingguan tentang “Racun Itu Bernama Agama?” dari artikel yang ditulis oleh Abdullah Hakamshah menggelitik untuk dibahas. Banyaknya pandangan sinis tentang Islam merupakan fenomena yang acapkali terjadi hari ini, mulai dari isu teroris, pelecehan Nabi, hijab, dan sebagainya.

Short MOVing pIcturE : Joko Anwar

24 September 2012 0 comments

Meminjam kata dari teman kkn saya, short movie ini "kocakabis!" :D





Discover The Song : Katon Bagaskara Ft Ruth Sahanaya.

Masih inget lagu ini? Lagu yang di dedikasikan buat para penderita AIDS. Lagu yang pernah populer di tahun 1996.

Kesalahan bukan sepenuhnya milik mereka, banyak dari mereka yang tertular begitu saja tanpa tau dari mana datangnya.

29:57


Teman. Seperti halnya lirik sebuah lagu, muda, beda dan berbahaya, cocok melukiskannya.  

 Siapa sangka, 5 tahun yang lalu kita di pertemukan di sebuah organisasi bela diri kenamaan di tatar sunda.  Masih berbekas di ingatan, saat kita beradu gengsi, untuk buktikan siapa yang pantas dalam andil di kejuaraan nasional waktu itu. Sudah lama, cukup lama, lama sebelum kumis dan janggut ini menyebar luas kemana-mana. Dan kita berdua, lolos.

Hagia Sophia.

22 September 2012 0 comments

Hagia Sophia, gereja terbesar pada zamannya, siapa sangka, dalam sejarah pasca penaklukan konstantinopel dia dirubah menjadi sebuah Mesjid oleh Sultan Muhammad Al-Fatih? Bangunan yang pernah jadi simbol peradaban tertinggi pada masanya.

Sang Penggoda.

Di suatu malam, bercerita dia kepada temannya, tentang keluh kesahnya, tentang kebingungannya

Tentang janji yang terlanjur terpatri. Dia harus sucikan Tuhannya, muliakan Sang Penciptanya.

Robohnya Surau Kami

10 September 2012 0 comments

"...Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau beramal disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalu engkau MISKIN. Engkau kira Aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahKu saja? Tidak!..."