Siapa sangka,
5 tahun yang lalu kita di pertemukan di sebuah organisasi bela diri kenamaan di
tatar sunda. Masih berbekas di ingatan,
saat kita beradu gengsi, untuk buktikan siapa yang pantas dalam andil di
kejuaraan nasional waktu itu. Sudah lama, cukup lama, lama sebelum kumis dan
janggut ini menyebar luas kemana-mana. Dan kita berdua, lolos.
Lama lagi tak bersua, saat sudah waktunya tentukan jalan
hidup kita masing-masing. Kamu menikah, dan saya masih saja harus jungkir balik
demi ilmu dan cita-cita yang sedang saya bangun sendiri.
Sampai akhirnya, kita benar-benar berpisah dari ruang dan
waktu yang sama sekali berbeda. Kamu ternyata lebih dulu buktikan janji –Nya, kembali
kepada Pencipta-mu. Sulit percaya, tapi tak juga bisa ditolak, kepergianmu
masih jadi misteri.
Semoga tenang jiwamu di barzah sana, terimakasih malam ini
sudah ingatkan saya, soal kepastian-Nya. Tentang satu hal. Tentang Kematian.
Kullu nafsin dzaiqotul maut, tsumma ilaina
turjaun. Setiap yang bernyawa pasti merasakan mati, kemudian hanya kepada Kami kamu
dikembalikan (Al-Ankabut : 57).
Semoga kelak, kita bertemu dalam keadaan yang baik, dan lagi
dalam kemenangan. Allahumma Amin.
0 comments:
Posting Komentar