Sang Penggoda.

22 September 2012 0 comments

Di suatu malam, bercerita dia kepada temannya, tentang keluh kesahnya, tentang kebingungannya

Tentang janji yang terlanjur terpatri. Dia harus sucikan Tuhannya, muliakan Sang Penciptanya.


Mudah saja awalnya, mengajak dan membisikan hal yang menyenangkan, mudah memang. Tugasnya terlaksana.

Tak perlu berteriak, atau dengan suara lantang, bisikan saja sudah cukup intim.

Bisiknya, tentang menjadi apa yang kita cita-citakan, dalam lamunan, dalam impian.

Bisiknya, tentang bekerja dengan peluh dan keringat, tak masalah,dan  tidak jadi masalah hari kita dihabiskan untuk berkerja.

Bisiknya, tentang kekayaan,  tentang dunia dan seisinya yang bisa jadi milik kita, atau mungkin milik “aku” saja.

Ungkapnya, tentang menjalankan ibadah kepada Tuhan dengan tulus, tak perlu repot dengan kiri dan kanan, yang penting ritual dengan Tuhan terlaksana. Hanya dengan Tuhan.

Tak masalah, dan bukan masalah. Dia hanya mencari teman yang sejalan dengannya, karena sebuah hak adalah milik mereka yang menyatakan telah merdeka. Dan mereka, merdeka.

Dan jika kamu sendirian, tak perlu resah, dia pasti datang mengunjungimu, dan tak perlulah kamu minta. Depan, belakang, kiri, kanan, dia ada untukmu.

Dan dia, adalah musuh yang nyata bagi manusia.

0 comments:

Posting Komentar