(baca Menanam Air (1))
Kembali lagi pada masalah yang kita bahas sebelumnya,
yaitu area resapan air, sepertinya akan sangat useless kalau terus menunggu pemerintah kota mau bersikap jantan
mengembalikan fungsi ruang terbangun menjadi ruang terbuka hijau, mengembalikan
ruang private ke ruang public. Jika ruang terbuka hijau
terlanjur sulit untuk ditambah, maka bentuk lain dalam upaya berpartisipasi memperbaiki
kota adalah dengan mulai beralih pada konsepsi “Menanam air”. Air hujan yang berlimpah yang seyogyannya
adalah berkah, bisa dapat berubah jadi petaka jika tidak bisa dikendalikan
secara baik, “menanam air” yang tidak lain adalah dengan cara pembuatan sumur
resapan merupakan konsep lama namun belum cukup banyak yang
mengimplementasikan, padahal jika bisa digunakan secara masal, fenomena banjir
yang melanda Jakarta sedikit-banyak bisa teratasi.
Dengan cara menampung air hujan
setidaknya kita dapat mengalihkan limpasan air hujan yang tidak bisa terserap
oleh tanah. Harapannya selain untuk dapat digunakan sebagai kebutuha air
sehari-hari juga sebagai pengganti (substitusi) penggunaan sumber air tanah. Konsep
pembuatan sumur resapan memang tidak untuk memperbaiki "kualitas" air
tanah. tetapi cenderung menambah cadangan atau "kuantitas " air
tanah. Hal ini dimaksudkan supaya pada saat musim kering kita tidak kekurangan
air. Apabila tidak dibuat sistem serapan, maka yg terjadi adalah pada saat
musih hujan kita kebanjiran, dan pada saat musim kemarau kita kekeringan. Jadi
sistem serapan ibarat sebuah tabungan yg menabung air saat melimpah, sehinga
dapat kita ambil "tabungan" tersebut di musim kemarau. Apabila sistem
ini mampu berjalan dengan baik maka bisa jadi system ini lebih baik dari sistem
banjir kanal yg hanya mengirim semua air hujan/tawar ke laut, dan akhirnya pas
musim kering kita benar2 kekurangan air.
Pembuatan sumur resapan bisa juga
dengan membuat bak-bak atau lahan
penampungan air hujan seperti dibawah ini
Sumber: PU Cipta KaryaSumber: Kamulyan (2011). Kuliah Infrastruktur - SPAM. Kuliah S1 Perencanaan Wilayah dan Kota UGM. |
Ada pula yang membuat sumur
resapan dengan menanamnya di dalam tanah dan dilengkapi dengan penyaring dengan
tujuan untuk meyebarkan air yang terhimpun dalam sumur ke dalam tanah
sumber http://mtnugraha.files.wordpress.com/2011/07/7.jpg |
Sumber: PU Cipta Karya |
Dalam konsep yang ditawarkan oleh
permaculture (permanent agriculture) pada masalah conservation juga ditawarkan
cara untuk mewujudkan slogan go green dengan 3R-nya (reduce,reuse, recycle). Caranya
adalah selain dengan memanfaatkan air limpasan hujan, juga menggunakan kembali “grey-water”
yaitu air dari bekas pemakaian untuk mencuci dan mandi yang kemudian diproses
dengan bantuan teknologi sehingga dapat berguna kembali untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sumber: Kristiadi (2012). Kuliah Etika Perencanaan - Permaculture. Kuliah S1 Perencanaan Wilayah dan Kota UGM. |
Dengan beberapa cara dalam “menanam air” yang sudah dipaparkan diatas, diharapkan kita dapat menekan intensitas banjir yang terjadi di Jakarta, sehingga dari hasil kegiatan “menanam air” tadi kelak kita bisa “memanen” hasilnya dalam beragam bentuk keuntungan dan manfaat.
Banyaknya cara yang bisa kita
sumbangkan untuk membantu menangani masalah kota merupakan langkah kongkrit dalam
berpartisipasi membantu pemerintah dalam membenahi kota, bukan selalu menyoal
kritik pedas yang miskin solusi.
Semoga bermanfaat :)
Selesai.
2 comments:
keren!
bangbingbung yo kita nabung......simpan air kita untung...
Posting Komentar