Bangga atau Malu?

25 Desember 2012 0 comments

Sebentar lagi tahun baru, apa persiapan kita dalam menyambutnya? Dengan kembang api? Dengan pesta raya perhitungan mundur pergantian tahun? Atau, dengan merenung?

1 tahun, boleh setuju atau tidak, 1 hari dari beberapa tahun terakhir ini sudah seperti hitungan jam, 1 tahun bukan lagi kurun waktu yg dianggap terlalu lama, hampir seperti sebulan rasanya. "Setahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, dan sehari seperti jilatan api" - Muhammad SAW (dari Anas bin Malik r.a | H.R. Tirmidzi)

Apa yg sudah kita kerjakan 1 tahun kebelakang? Patutkah bergangga? Atau malu? Melihat jejak-jejak langkah kaki yang rasanya berantakan sekali, ada yg melenceng ke kanan, ada yg melenceng jauh kekiri dan lama sekali kembali ke jalur yg semestinya.

Kadang getir menghadapi masa depan. Waktu berleha menghirup udara bumi semakin menipis, kedewasaan semakin jelas memanggil, tanggung jawab tambah erat merangkul tapi kapasitas diri masih saja tak mau mendaki bukitnya, masih berdiri di tempat yang itu-itu saja. Ibarat laju mobil, 5 km/jam pun sepertinya tak sampai.

Tapi apapun itu, bercermin diri dari masa lalu adalah resep paling mujarab untuk tetap bisa berjalan di jalur yang semestinya, silahkan gunakan 2 pedoman yg sudah diwariskan dr pendahulu. Karna hidup adalah sebuah proses, baru perjalanannya, bukan tujuannya. Karna sebuah proses akan selalu melibatkan waktu. Detik demi detiknya adalah hak prerogatif kita untuk menggunakannya. Proses yang kembali lagi kepada diri kita sendiri, tentang mau bagaimana, dan seperti apa, dimana "pilihan" selalu bermain kongkalikong dengan yang namanya "konsekuensi". Akan selalu ada harga yg harus kita tembus dari setiap pilihan yg kita ambil.

Tak masalah banyak jalur-jalur gelap yang sempat kita kunjungi di jejak-jejak langkah masa lalu, asalkan bisa penuhi janji tidak lagi coba-coba melangkah di jalur yg salah, dan tetap teguh sampai seterusnya.

Karena kapan dan dimana kita terakhir kali melihat dunia dan seisinya, tak ada teknologi yang mampu menjelaskannya, maka sudahkah kita mempersiapkannya?

0 comments:

Posting Komentar