Catatan Untuk Hidupku, dan Kamu.

20 Agustus 2011 0 comments

Masih saya ingat, pernah dulu, dulu sekali, waktu saya masih belum mengerti apa yg dibicarakan oleh ibu, beliau berkata "de, nanti slh satu tanda2 kiamat itu bakal banyak orang2 yang cinta mati sama dunia, dan lupa sama agamanya, sama akhiratnya". Kata2 lama yg mungkin sudah usang di pikiran saya, namun berbekas dalam di ingatan saya.

Dan sekarang, kata2 itu benar2 terlihat,nyata, dan jelas, apa ini ramalan? Tapi yg jelas, ibu hanya mengingatkan saya, agar kelak saya tidak boleh mnjadi seperti mereka

Buat saya, dewasa itu adalah ketika kita bisa mulai berfikir dengan akal dan hati kita, bukan lagi dengan ego dan nafsu kita saja, dan mungkin saya sedang mengalami proses itu skrg. Semakin berumur, semakin saya merasa ada yg kurang dlm hidup saya, dan yang selalu ada dlm pikiran saya adalah "wildan, apa kamu udah siap untuk mati? Apa yg mau kamu bawa? Siapa yg akan menjemputmu?*". Terus, terus berulang suara dan kata2 td d kepala saya.

Seperti mendapat teguran keras saat saya membaca dan mencoba memahami Kitab suci agama saya, Al-qur'an, banyak firman Tuhan saya, Allah yg menjelaskan betapa membangkangnya kaum yahudi dan betapa munafiknya mereka, saya lupa detail ayatnya, namun intinya adalah , "sesungguhnya org yahudi itu mengetahui sesuatu, namun mereka mengingkarinya, menutupi dan tidak mau tau". Hampir dr stiap surah yg sy baca selalu menyinggung kaum yahudi, seperti sedang mengingatkan saya, "wildan, kamu ini org beriman atau termasuk golongan mereka(yahudi)?". Banyak yg saya tau, tp mgkn tidak saya lakukan, byk yg saya tau tp mgkn tdk saya kerjakan, mgkn byk yg saya tau tp tdk mau saya mulai...membuat saya benar2 berfikir, apa benar saya ini sebenar2nya org yg beriman?"

Apa sih yang sebenarnya yang kita cari dr kehidupan? 
Sepertinya "flat" sekali sekarang tujuan org hidup, kerja-dapet uang-bahagia

Kawan, mari kita coba merenung sebentar saja, kita tanyakan lagi apa tujuan kita hidup, kita mungkin tidak mau dibilang golongan yahudi, tp kelakuan kita seperti mereka, kita mengaku ummat Islam, tp jauh dr ajaran dan sunnah Rassul, dan kita malah membenci sodara2 kita(muslim), kita sangat berharap surga, tp amalan kita adalah amalan neraka. Siksa-Nya itu pedih, bayangkan air mendidih sampai ke kulit kita, dan air mendidih d neraka, jauh lebih panas dan pedih dari itu, apa kita sanggup? tidakkah kita tergiur dgn nikmat surga? Tempat sebaik2nya kita kembali kelak?

Saya hanya mengingatkan, karena menyesal kemudian, tidak ada artinya.

*: saat kecil saya sering membaca buku religi, yang isinya adalah jika amal kita baik, maka yg menjemput kita pun baik, sopan dan ramah, dan jika sebaliknya, maka yg menjemput kita pun jahat, kasar, dan keras.

0 comments:

Posting Komentar