Naik Daun.

5 Juni 2013 0 comments

Rasa-rasanya tidak terlalu lama meninggalkan kota mungil yang lebih sering dikenal sebagai kota santri di Jawa Barat ini. 4 tahun berlalu sudah. Terasing di tanah perantauan yang sama menggemaskannya untuk dijadikan sebagai tempat tinggal seperti kota seribu santri ini, tapi entah kenapa perkembangan di kota ini malah terasa meningkat tajam dalam 3 bulan terakhir. 3 bulan yang lalu, belum saya lihat café-café bermunculan meramaikan malam di penjuru kota, 3 bulan yang lalu, belum saya lihat hotel megah yang berdiri gagah di dekat rumah, 3 bulan yang lalu, belum ada kerangka bangunan mewah di dekat pusat perbelanjaan ternama. 3 bulan yang lalu…ya, 3 bulan yang lalu. Entahlah, mungkin saya yang terlalu malas keluar rumah, atau mungkin memang mereka yang sengaja berkongsi membangun beberapa sudut kota tanpa menunggu saya pulang dari perantauan?

Kota ini sedang berlari menuju perubahan. Berbenah diri memperbaiki pendapatan asli daerahnya. Pembangunan yang saya yakin menghabiskan dana milayaran bahkan triliyunan bermekaran di beberapa sudut kota. Investasi pada sector riil sedang bergema. Bergairah seiring pesatnya perkembangan teknologi. Supply dan demand property saling berkolaborasi menciptakan nilai investasi yang menggiurkan, walaupun harus menggeser dan menggusur lahan-lahan sawah disekitarnya. Ada pula bisnis kuliner yang semakin hari semakin ramai menawarkan racikan rasa yang menggugah selera.

Baru 2 hari kembali ke kota penggagas mimpi-mimpi saya ini, belum terlalu banyak hal yang saya gali, yah, mungkin karena malas keluar rumah, apalagi cuaca disini ternyata malah tidak jauh beda dengan kota pelajar. Belum banyak dampak yang bisa saya lihat, mungkin belum terlalu terasa. Tapi 1 hal yang cukup mengusik, entah mungkin saya saja, atau juga yang lainnya, kota ini semakin jauh dari kesan ke-santri-an nya. Yah, mungkin perasaan saja, perasaan anak rantau yang barusan pulang.

Terlepas dari pembangunan dan perkembangannya baik oleh pemerintah dan swasta, kota ini sedang “naik daun”. 

0 comments:

Posting Komentar